Akibat Narkoba Kuliah Berantakan

NARKOBA yang kunikmati selama hampir empat tahun, telah membuat semua cita-citaku terkubur bersama waktu dan kenistaannya. Tidak hanya itu saja, harta benda orang tuaku pun turut terkena imbasnya bersama kebebasaan kehidupan malamku ke diskotik yang sudah menjadi rutinitas.

Beruntung aku disadarkan oleh sahabatku. Kini aku tengah menjalani proses pemulihan di sebuah panti rehabilitasi. Sebab kalau hal itu tidak dilakukan, mungkin namaku hanya tinggal kenangan saja seperti nasib adikku yang lebih dulu meninggal karena putaw
Jujur saja, semua ini masih bisa disyukuri, meskipun sekarang aku sendiri harus jungkir balik melakoni proses pemulihan melawan narkoba. Namaku sebut saja Nina (bukan nama sebenarnya). Aku anak pertama dari dua bersaudara. Aku sendiri dilahirkan ditengah keluarga yang berkecukupan. Ayahku seorang pebisnis dibidang otomotif, sedang ibuku pegawai diinstansi pemerintahan di kota Bekasi yang posisinya sudah cukup lumayan.

Karena kehidupan kedua orangtuaku dipenuhi kesibukan, bahkan aku berani mengatakan, mereka seperti asyik dengan dunianya dan jarang sekali memberikan waktunya bersama keluarga. Kondisi tersebut membuat aku dan adikku merasa diterlantarkan dalam kasih sayang.
‘’Walau secara materi kami memang dimanjakan dengan berbagai fasilitas, baik kendaraan, uang saku hingga semua keperluanku terpenuhi. Tapi satu hal yang jarang diberikan ayah dan ibuku adalah perhatian ketika mereka tengah berada di rumah,’’ujar Nina
Namun lanjut Nina tidak hanya itu saja, bahkan walau hanya sekedar menanyakan keadaan kedua anaknya di kampus ataupun sekedar basi basi, jarang sekali mereka lakukan. Sepertinya, mereka terlalu sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, sehingga melupakan anak-anaknya yang begitu merindukan belaian kasih sayang orang tua.
Sampai akhirnya, kata Nina dengan nada lirih, adiknya meninggal dunia. Sungguh ironis Nina sendiri dan kedua orangtuanya merasa tidak percaya, adiknya meninggal karena overdosis memakai narkoba jenis putauw.
‘’Informasi ini aku dapat dari pacar adikku yang pada saat-saat terakhir kematiannya, ia orang yang ada disampingnya. Menurut pacar adikku, adikku seperti orang bingung ketika tahu kalau pacarnya tengah mengandung akibat perbuatannya,’’tutur Nina
Sejak kepergian adiknya , Nina mengaku semakin menjadi kesepian. Meski sejatinya Nina sendiri memang jarang berkomunikasi dengannya, tapi sesekali ialah orang yang menjadi tempat diskusi ketika dirinya ada masalah dengan pacar. Karena itu ketika adiknya meninggal Nina semakin tak betah di rumah. Sebagai penghiburnya ia bersama teman-temannya mulai pergi kedunia gemerlap (dugem). Baginya dunia seperti itu bukan lagi cerita langka. Dengan makin seringnya ia ke tempat dunia hiburan malam, untuk mengubah suasana batin, sepertinya semua cobaan yang menerpa keluarga seolah lengkap sudah.
Di diskotiklah ia pertama mengenal narkoba, yang perlahan tapi pasti merusak semua kehidupannya. Ia mengenal barang setan itu dari kekasih temannya yang memang masih satu kampus dengan Nina.
‘’Aku dibuatnya terlena. Bahkan, kesucianku rela kuserahkan, karena bujuk rayunya yang akan terus memberi narkoba gratis padaku. Selama hampir dua tahun tubuhku kutukar dengan narkoba, semua ini kulakukan karena aku memang sudah ketergantungan,’’ujar Nina yang meratapi nasib diri.

Kehidupan bebas yang digeluti bersama pacar temannya tersebut telah membutakan mata hati Nina. Semua ini hanya untuk mendapatkan kenikmatan semu sesaat. Mereka tak ubahnya seperti pasangan suami isteri yang tak lagi mengenal waktu dan tempat untuk bisa melampiaskan hasrat. Adapun yang ada dalam pikirannya ketika itu hanyalah putaw.
Singkat cerita, tanpa sepengetahuan Nina, pacar temannya itu pergi begitu saja meninggalkan dan membiarkannya dirinya yang sedang melawan rasa sakaw karena narkoba. Nina pun mencoba mencari informasi ke teman-temannya, tapi tidak ada yang tahu. Bahkan ia pun nekad menyambangi rumahnya dan bertanya hal yang sama, tapi orang rumahnya tidak ada yang mau memberitahu keberadaannya.
Dengan terpaksa akhirnya dipikul semua penderitaan tersebut karena perbuatannya sendiri. Karena sudah ketergantungan narkoba, terpaksa ia mulai berprilaku seperti maling. Mulai dari uang kuliah dipakai, berbohong minta uang untuk keperluan ini itu, sampai semua harta orang tua dijual demi mendapatkan barang haram itu. Karena sehari saja tidak pakai narkoba sepertinya dunia ini akan kiamat.
Dalam masa - masa kritis yang hampir tak mampu lagi menyelamatkan diri dari gerogotan obat terlarang itu, Nina nekad menemui mantan pacarnya ketika di duduk di bangku SMU, Rusdy namanya. Kepada Rusdy, ia ceritakan semua kejadian yang tengah menimpanya dan kehidupan keluarga yang sudah tidak pantas lagi disebut keluarga. Rusdy begitu iba mendengarnya,
‘’Belakangan baru aku tahu, rupanya diam-diam Rusdy memperhatikan semua kelakuanku selama ini dari informasi temannya,’’imbuhnya

Perhatiannya yang sungguh-sungguh tersebut membuat Nina meneteskan air mata. Pikirnya, ternyata masih ada orang yang menginginkan dirinya dalam kebaikan. Perlahan Rusdy mulai memperkenalkan Nina dengan semua yang berhubungan dengan agama. Setiap saat kalau ada waktu, Rusdy tidak bosan menemui Nina di rumah untuk memberi petunjuk agar bisa kembali ke jalan Allah.
‘’Mulailah kemudian aku sadar akan kekeliruanku selama ini. Meski masih sering sakaw seolah tak mampu lepas dari narkoba, namun kehadiran seorang mantan kekasih ternyata begitu kuat. Ia pun menyarankan aku masuk panti rehabilitasi sebagai langkah awal untuk memulai hidup baru,’’katanya

Berkat saran Rusdy, akhirnya tanpa pikir duakali Nina pun masuk panti rehabilitasi menjalani proses pengobatan kecanduan narkoba. Dalam benaknya, ia berharap, mudah-mudahan langkah ini, awal pembuka dari kehidupan yang baru. Pertama kali masuk tempat rehabitalasi bertepatan bulan puasa tahun lalu. Makanya ketika mendengar suara takbir dan takhmid berkumandang, hampir setiap malam Nina sering menangis karena menyesal. Kini dirinya menghabiskan waktu di panti rehabilitasi mencoba memupuk semangat hidup yang mulai tumbuh kembali dan semoga akan terus seperti ini.
‘’Terima kasih sahabat yang juga mantan kekasihku,’’ujar Nina dengan nada haru. (W)

0 komentar: